Ulasan Light Novel Fate Strange Fake, Pertarungan Ambisi dalam Perang Cawan Suci Imitasi
Perang Cawan Suci yang Penuh Akan Kepalsuan
Yo halo semua!
Ok kali ini saya mau bahas light novel terjemah yang baru saja diterbitkan di Indonesia, tentu saja kalian pasti tahu bukan light novel apa yang ingin saya bahas?
Yup tepat sekali, Fate Strange Fake, salah satu light novel menarik yang akhirnya bisa diterbitkan di Indonesia, untuk sekarang memang masih volume 1, ya semoga saja bisa diterjemahkan sampai volume terakhirnya.
Walau masih volume 1 namun light novel yang satu ini sudah menunjukkan kualitas cerita yang luar biasa, ya meskipun baru permulaan light novel ini sangat memuaskan menurut saya.
Penasaran seperti apa Fate Strange Fake ini? ok kalau begitu langsung saja kita bahas bersama-sama.
Seputar Fate Strange Fake
Fate Strange Fake, novel karya Ryohgo Narita ini merupakan spin off dari cerita Fate series, meski hanya spin off namun cerita yang ditawarkan sangat menarik.
Novel ini sendiri merupakan terbitan dari Kadokawa Corporation dan pertama kali terbit pada tahun 2015 di Jepang.
PT. Gramedia Pustaka Utama berhasil mendapatkan izin pada tahun 2020 dan mulai bisa menerbitkannya pada tahun 2021.
Tak banyak memang light novel Jepang yang berhasil diterbitkan di negara ini, jadi bisa dibilang kemunculan Fate Strange Fate ini adalah kejadian yang cukup langka.
Sebenarnya banyak sekali hal menarik seputar novel ini, namun akan lebih baik kalau dibahas di artikel yang berbeda agar bisa lebih fokus.
So nantikan artikel selanjutnya mengenai fakta menarik seputar Fate Strange Fake.
Sinopsis Fate Strange Fake
Kenyataan terkadang dapat menghancurkan kepalsuan dunia. Namun, "kenyataan" bahwa "kepalsuan itu nyata" tidak dapat dihapuskan.
Snowfield, sebuah kota di Amerika Barat, siapa sangka sebuah kota biasa seperti itu menyimpan sebuah rahasia di dalamnya.
Sebuah tiruan, barang palsu, perang cawan suci imitasi sedang berlangsung di kota tersebut.
Meski mengetahui bahwa yang mereka kejar hanyalah sebuah tiruan yang palsu, namun seluruh magi dan heroic spirit tetap berkumpul untuk ikut andil.
Bukan demi cawan suci, melainkan demi keyakinan mereka masing-masing.
Ulasan Fate Strange Fake
Memang benar baru volume pertama, namun dari volume pertama ini kita sudah bisa mengetahui betapa bagusnya alur cerita yang ditawarkan.
Pada awalnya serba klise dan tersembunyi, semua master dan servant diperkenalkan satu persatu dengan cara tersebut.
Semua petunjuk mengenai nama asli sang servant sudah tersebat, kita hanya harus mengumpulkannya untuk mengetahui siapakah mereka.
Gilgamesh dan Enkidu, mungkin kalian sudah tidak asing dengan kedua sosok ini, ya mereka adalah dua dari enam servant yang akan bertarung dalam perang cawan suci ini.
Enam? ya tepat sekali hanya enam servant yang akan bertarung, setidaknya hal tersebutlah yang bisa didapatkan dari volume pertama ini.
Tanpa saber, ke-enam servant yang ada akan bertarung layaknya perang cawan suci seperti biasanya.
Kalau bisa dibilang volume pertama ini masih merupakan pondasi utama dari Fate Strange Fake, dari sini kita diajak untuk mengenal lebih dalam tokoh-tokoh yang ada.
Memang terkesan klise dan tersembunyi, namun pengenalan master beserta servantnya begitu mendalam, kita seakan tahu ambisi mereka masing-masing.
Ada yang bertujuan untuk melindungi tanah kelahirannya, ada yang bertujuan untuk mencari jati dirinya, dan ada juga yang ikut serta hanya demi memuaskan rasa ingin tahunya.
Berbagai ambisi dari mereka dilebur jadi satu dan dipertemukan di Snowfield.
Kalau kalian mengira bahwa di volume pertama ini hanya ada pengenalan tokoh yang membosankan, perkiraan kalian salah besar.
Disini kalian sudah disuguhkan pertarungan pembuka antara Gilgamesh melawan Enkidu, yup dua servant yang muncul di cover novel ini langsung bertarung di volume pertama.
Dua noble phantasm dengan nama yang sama, Enuma Elish langsung dikeluarkan di pertarungan pertama ini.
Mereka bertumbukan dengan dahsyatnya dan hal tersebut diuraikan dengan kata-kata yang tepat oleh Ryohgo Narita.
Jujur saja pertarungan tersebut sangat terasa meski hanya dibuat menjadi rangkaian kata-kata.
Selain Gilgamesh dan Enkidu, masih ada empat servant lain yang diperkenalkan di volume pertama ini dan ya mereka semua sangat menarik menurut saya.
Ada yang hanya berupa entitas, hanya berupa cerita dari mulut kemulut yang akhirnya terproyeksi menjadi sebuah servant.
Ada juga servant yang kemampuan noble phantasmnya bisa mengimitasi noble phantasm lain, intinya ia bisa membuat senjata yang memiliki kemampuan noble phantasm yang biasanya dimiliki para pahlawan.
Intrik yang disuguhkan juga menarik, saya rasa ini tidak akan menjadi pertarungan dua belah pihak saja, namun banyak pihak.
Bukan hanya individu, ada juga organisasi yang terlibat di perang cawan suci palsu ini, meskipun hal tersebut masih diceritakan secara samar-samar di volume pertama ini, bikin nagih memang.
Untuk ilustrasi di light novel ini sendiri menurut saya cukup menarik, sudah mampu menggambarkan keadaan yang ada.
Terima kasih saya ucapkan kepada Siduki Morii yang berhasil menarik keluar keanggunan Enkidu dalam ilustrasi yang sudah ia buat, good job Siduki Sensei.
Untuk penampilan light novelnya sendiri sangat menarik, ya meskipun sedikit diluar bayangan saya karena ukurannya yang besar seperti novel di Indonesia pada umumnya yaitu sekitar 13x19 cm.
Seperti light novel pada umumnya, ada bonus halaman berwarna untuk mengenalkan karakter, ya dari situ kalian bisa mengetahui siapa saja yang akan diceritakan dalam volume pertama ini.
Overall light novel yang satu ini sangat direkomendasikan untuk kalian baca, selain memiliki jalan cerita yang menarik, adegan aksi yang ditawarkan juga epik.
So tunggu apa lagi? segera masukkan Fate Strange Fake ke dalam daftar bacaan kalian dan untuk para penggemar berat Fate Series sudah wajib hukumnya untuk membaca light novel yang satu ini.
Kalian bisa membelinya langsung di beberapa toko online namun perkiraan saya dalam waktu dekat light novel ini sudah bisa kalian jumpai di toko buku offline favorit kalian.
2 comments for "Ulasan Light Novel Fate Strange Fake, Pertarungan Ambisi dalam Perang Cawan Suci Imitasi"