Resmi! Akhirnya Kota di Jepang Ini Terpilih menjadi Kota Besar Terbaik di Dunia dan Mengalahkan Tokyo

Ada banyak tempat luar biasa untuk dikunjungi di dunia, tetapi saya berpikir bahwa Jepang adalah salah satu yang terbaik.

Pemandangan indah, makanan lezat, orang-orang yang ramah, sejarah yang luas, dan budaya yang unik menjadikan Jepang tujuan wisata yang ideal tidak hanya bagi kita, tetapi juga bagi orang-orang di seluruh dunia.

Faktanya, kota-kota di Jepang telah dipilih sebagai Kota Besar Terbaik di dunia oleh pembaca majalah perjalanan Condé Nast Traveler selama lima tahun terakhir.

Tahun ini, sebagai bagian dari Condé Nast's Readers 'Choice Awards', Kyoto terpilih sebagai Kota Besar Terbaik di Dunia, menggantikan Tokyo.

Tokyo masih menjadi pilihan utama, meski turun ke peringkat enam, dikalahkan oleh Lyon, Singapura, Sydney, dan Wina.

▼ Kuil Kiyomizudera di Kyoto, salah satu tempat wisata paling populer

Tapi Kyoto juga menjadi tujuan wisata populer selama hampir satu dekade.

Secara konsisten kota ini menduduki peringkat paling atau salah satu kota paling populer di Asia selama hampir 10 tahun, dan pada tahun 2015, akhirnya menembus 10 besar dunia.

Setelah itu dengan cepat diakui sebagai salah satu yang terbaik dari yang terbaik, karena naik ke posisi kedua tahun berikutnya, dan sejak itu telah berada tepat di belakang Tokyo dalam popularitas di kalangan pembaca Condé Nast, mengklaim tempat kedua atau ketiga untuk empat tahun terakhir, hingga akhirnya mencapai nomor satu.

Tentu saja, saya tidak dapat menyangkal daya tarik Kyoto bagi para pelancong dunia.

Jumlah sejarah dan arsitektur yang menakjubkan saja sepadan dengan perjalanannya, tetapi ada juga banyak pilihan makanan lezat (menurut Condé Nast, ada sekitar 100 restoran berbintang Michelin), pemandangan yang indah, dan banyak budaya tradisional untuk dijelajahi.

▼ Arashiyama, lokasi wisata populer!

Walikota Kyoto, Daisuke Kadokawa, tersentuh mendengar betapa wisatawan internasional sangat mencintai kotanya, meskipun ada pengaruh kunjungan pariwisata karena virus corona.

"Saya sangat senang mendengar bahwa Kyoto adalah tujuan perjalanan yang diinginkan, meskipun saat ini dunia masih belum dapat menekan penyebaran virus dan kami semua tidak dapat bepergian karena larangan di seluruh dunia."

Di masa depan, setelah pembatasan perjalanan dicabut, saya berencana untuk mendedikasikan energi saya untuk mempromosikan gaya tamasya yang aman dan terjamin, untuk menjamin keselamatan pengunjung dan warga kami, dan untuk memungkinkan semua orang yang sangat mencintai Kyoto menikmati mengunjunginya sekali lagi."

▼ Kuil Fushimi-Inari Taisha

Namun, tanggapan dari netizen Jepang sedikit beragam.

Karena popularitas Kyoto sebagai tujuan wisata, kota ini menjadi sangat ramai dengan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga beberapa netizen tidak senang mendengar bahwa lebih banyak orang ingin berkunjung.

Yang lain bangga melihat Kyoto dan Jepang mendapat peringkat tinggi di antara para pelancong internasional.

"Saya lebih suka tidak menjadi nomor satu. Ini sangat ramai sehingga menjengkelkan. Sekarang peringkat ini sudah keluar, bukankah itu berarti lebih banyak orang yang akan datang?"

"Indah sekali, jika kamu pergi jalan-jalan saja."

"Tahun ini, berkat bencana corona, ini menjadi tempat yang jauh lebih baik untuk hidup karena turis lebih sedikit."

"Saya ingin kembali ke Kyoto."

"Ooh! Kampung halamanku, Kyoto, mengalahkan Tokyo! Kerja bagus!"

"Oh wow. Saya tidak tahu Jepang berada di peringkat setinggi ini. "

▼ Kuil Ninnaji.

Karena larangan bepergian di seluruh dunia, sangat sedikit pelancong yang dapat mengunjungi Kyoto tahun ini, mengubah tempat wisata populer menjadi kota hantu.

Faktanya, pada bulan Juli, kota ini mengalami penurunan 99,8 persen dalam jumlah tamu asing di hotel, dibandingkan beberapa tahun terakhir, sebuah fakta yang berdampak buruk pada perekonomian lokal, meskipun tampaknya telah membuat sedikit penduduk setempat lebih bahagia.

Mudah-mudahan tahun depan pandemi kita akan lebih terkendali, dan, saat Jepang mulai membuka pintunya lagi, jumlah wisatawan akan kembali ke tingkat yang makmur tetapi tetap aman dan terkendali.

Sumber: Asahi Shimbun