Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Melihat Kembali Reaktor Nuklir Fukushima Pasca 7 Tahun Terbengkalai Akibat Gempa

Melihat Kembali Reaktor Nulkir Fukushima Pasca 7 Tahun Terbengkalai Akibat Gempa

ANIMENYUS.COM - Waktu sepertinya telah berhenti di dalam ruang kontrol utama untuk reaktor nuklir PLTN Fukushima Daiichi yang lumpuh.

Itulah yang dirasakan wartawan ketika merasa menjadi wartawan pertama yang memasuki fasilitas itu sejak krisis nuklir tahun 2011 terjadi.

Interior ruang kontrol yang telah ditinggalkan hampir tak tersentuh sejak bencana.


Tulisan tangan ditemukan di dinding dekat instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat air reaktor No. 3, menunjukkan urgensi yang dihadapi oleh sekitar 10 pekerja di sana pada saat krisis.

"Kami tidak menulis (di dinding) di bawah situasi normal, jadi itu menunjukkan itu darurat," kata seorang pejabat operator pabrik Tokyo Electric Power Company Holdings Inc.

Krisis nuklir dipicu oleh gempa berkekuatan 9,0 SR dan gelombang tsunami yang membanjiri fasilitas di Pesisir Pasifik Jepang pada 11 Maret 2011.

Reaktor No. 3 mengalami kebocoran bahan bakar dan ledakan hidrogen, sementara reaktor No. 4, yang tidak memiliki bahan bakar nuklir di dalamnya, juga meledak karena aliran hidrogen dari reaktor di dekatnya.

Pada bulan Februari 2014, TEPCO menunjukkan media ruang kontrol untuk reaktor No. 1 dan 2, yang juga mengalami kehancuran, tetapi telah menjaga ruang kontrol No 3 dan 4 untuk ditutup karena tingginya tingkat radiasi di daerah tersebut.

Tingkat radiasi di dalam ruang kontrol untuk No. 3 dan 4, yang lantainya dilapisi oleh lembaran khusus adalah 6 microsieverts per jam, yang kontras dengan 0,037 microsievert per jam di Shinjuku Ward Tokyo pada hari Minggu.

1 Gray = 1000 Microsieverts.

Sebagai Gambaran, rata-rata paparan radiasi dari pemeriksaan X-ray berkisar jauh di bawah 0,1 Gy.

Sementara itu, tanda dan gejala penyakit radiasi biasanya muncul ketika tubuh telah menyerap lebih dari 1 Gy dan bila mencapai lebih dari 10 Gy dapat menimbulkan kematian.

Jika terpapar dosis yang lebih tinggi, maka tubuh akan mengalami gejala yang lebih berat seperti diare, sakit kepala, demam, pusing, kelelahan, rambut rontok, muntah darah, hingga infeksi di berbagai organ tubuh yang dapat berakhir pada kematian.


Sumber: News On Japan
Fadhel Ichsan
Fadhel Ichsan Seorang mahasiswa yang gemar Anime