5 Alasan Restoran Jepang Tidak Menerima Uang Tip
ANIMENYUS.COM - Bila kamu berpergian ke Jepang, kamu mungkin akan menemukan banyak restoran yang menawarkan makanan lezat.
Namun taukah kamu bahwa saat makan di restoran Jepang, memberi uang tip tidak begitu disarankan.
Memang maksudmu pasti baik, lagipula siapa yang tidak ingin mendapatkan bonus?
Buku panduan suka mengatakan orang-orang Jepang berpikir pemberian uang tip itu "kasar", tapi itu tidak benar juga.
Spesialis sushi Amerika telah memasukkan kebijakan dari industri restoran Jepang ke dalam cara kerja sendiri, foto tanda terima ini dari sebuah restoran di New York City (diyakini Sushi Yasuda) menjadi viral setelah awalnya dibagikan melalui Imgur .
Cuitannya kira-kira seperti ini:
"Mengikuti kebiasaan di Jepang, staf layanan [restoran ini] sepenuhnya mendapat kompensasi dari gaji mereka. Karenanya, gratifikasi [tip] tidak diterima. Terima kasih."
Foto di atas telah disambut dengan sorak-sorai netizen, membuktikan bahwa itu adalah berita baik di Amerika.
Jadi mari kita lihat bagaimana restoran Jepang dapat berfungsi tanpa mendapatkan uang tip satu yen pun.
1. Uang tip bukan bagian dari budaya Jepang
Banyak buku panduan budaya mengklaim bahwa tip dianggap "kasar" di Jepang, tetapi itu tidak benar-benar terjadi.
Sebenarnya, itu hanya terlihat aneh.
Misalnya, bayangkan kamu berada di supermarket membeli bahan makanan.
Total Anda mencapai 18 dolar, tetapi kamu memberi petugas itu dua puluh dolar, dan berkata, "Simpan kembaliannya."
Petugas itu tidak perlu tersinggung, tetapi pasti akan bingung, karena mengapa dia diberi uang tip padahal kasir supermarket?
Pada suatu saat, masyarakat Amerika memutuskan bahwa pekerjaan sektor jasa tertentu, seperti pelayan restoran dan supir taksi, berhak mendapatkan tip, dan yang lain tidak.
2. Jepang memiliki makanan pembuka yang mirip uang tip
Di Jepang, tidak perlu membayar lebih dari jumlah pada tagihan yang diberikan.
Namun, itu tidak berarti bahwa total menu sama dengan biaya makanan dan minuman yang kamu pesan.
Di banyak restoran Jepang, setelah kamu duduk, kamu secara otomatis akan dibawakan makanan pembuka porsi kecil.
Namun, itu bukan barang gratis seperti handuk tangan panas atau dingin yang juga dibawa ke meja.
Makanan pembuka, yang disebut otoshi, adalah sesuatu yang harus kamu bayar, terlepas dari apakah kamu menginginkannya atau tidak.
Otoshi biasanya biaya di suatu tempat harganya kisaran 500 yen (Rp 66 ribu) per orang.
Namun ada juga beberapa restoran yang mematok 1.000 yen.
3. Restoran Jepang sering beristirahat lama di sore hari
Salah satu alasan untuk membayar staf yang dilengkapi dengan uang tip adalah karena bekerja selama jam-jam sibuk restoran.
Namun restoran Jepang umumnya tutup pada sore hari.
Sementara cabang makanan cepat saji biasanya dibuka terus-menerus dari pagi hingga malam, restoran independen, dan bahkan beberapa warung makan, tutup sepenuhnya setelah jam makan siang.
Menjelang malam nanti akan dibuka kembali sekitar saat pekerja kantor mulai lapar.
Beberapa restoran izakaya dan kelas atas bahkan tidak buka untuk makan siang sama sekali, hanya buka khusus untuk orang-orang yang ingin makan malam.
4. Makanai
Tentunya, salah satu alasan pekerja restoran membutuhkan gaji adalah agar mereka dapat membeli makanan untuk diri mereka sendiri.
Namun di restoran Jepang, kamu kemungkinan akan mendapatkan setidaknya satu kali jatah makan dalam sehari.
Makanai mengacu pada makanan yang dibuat di dapur restoran dan dipasok ke staf secara gratis.
Tentunya ini ukan termasuk menu yang mahal, tetapi makanai masih dibuat dengan bahan-bahan berkualitas restoran.
Beberapa restoran makanai begitu lezat sehingga akhirnya dipromosikan menjadi menu untuk pelanggan.
5. Layanan buruk bukan bagian dari budaya Jepang
Mungkin alasan terbesar untuk memberi tip di restoran Amerika adalah keyakinan bahwa itu membuat layanan pelanggan tidak menjadi buruk.
Seperti yang kita tahu, kadang tidak memberi uang tip di Amerika membuat khawatir pelayanan akan menurun.
Namun di Jepang, semua dilakukan dengan maksimal.
Jepang selalu berusaha untuk memberikan pelayanaan yang terbaik terhadap pelanggan.
Baca Juga: Hal Yang Sebaiknya Tidak Kamu Lakukan Saat Berada di Jepang
Sumber: SoraNews24
Namun taukah kamu bahwa saat makan di restoran Jepang, memberi uang tip tidak begitu disarankan.
Memang maksudmu pasti baik, lagipula siapa yang tidak ingin mendapatkan bonus?
Buku panduan suka mengatakan orang-orang Jepang berpikir pemberian uang tip itu "kasar", tapi itu tidak benar juga.
Spesialis sushi Amerika telah memasukkan kebijakan dari industri restoran Jepang ke dalam cara kerja sendiri, foto tanda terima ini dari sebuah restoran di New York City (diyakini Sushi Yasuda) menjadi viral setelah awalnya dibagikan melalui Imgur .
This Japanese restaurant in #New York York doesn't allow tipping. https://t.co/nSXQfskcxv pic.twitter.com/90NY76jksp— bluenile (@bluenile) August 9, 2018
Cuitannya kira-kira seperti ini:
"Mengikuti kebiasaan di Jepang, staf layanan [restoran ini] sepenuhnya mendapat kompensasi dari gaji mereka. Karenanya, gratifikasi [tip] tidak diterima. Terima kasih."
Foto di atas telah disambut dengan sorak-sorai netizen, membuktikan bahwa itu adalah berita baik di Amerika.
Jadi mari kita lihat bagaimana restoran Jepang dapat berfungsi tanpa mendapatkan uang tip satu yen pun.
1. Uang tip bukan bagian dari budaya Jepang
Sebenarnya, itu hanya terlihat aneh.
Misalnya, bayangkan kamu berada di supermarket membeli bahan makanan.
Total Anda mencapai 18 dolar, tetapi kamu memberi petugas itu dua puluh dolar, dan berkata, "Simpan kembaliannya."
Petugas itu tidak perlu tersinggung, tetapi pasti akan bingung, karena mengapa dia diberi uang tip padahal kasir supermarket?
Pada suatu saat, masyarakat Amerika memutuskan bahwa pekerjaan sektor jasa tertentu, seperti pelayan restoran dan supir taksi, berhak mendapatkan tip, dan yang lain tidak.
2. Jepang memiliki makanan pembuka yang mirip uang tip
Namun, itu tidak berarti bahwa total menu sama dengan biaya makanan dan minuman yang kamu pesan.
Di banyak restoran Jepang, setelah kamu duduk, kamu secara otomatis akan dibawakan makanan pembuka porsi kecil.
Namun, itu bukan barang gratis seperti handuk tangan panas atau dingin yang juga dibawa ke meja.
Makanan pembuka, yang disebut otoshi, adalah sesuatu yang harus kamu bayar, terlepas dari apakah kamu menginginkannya atau tidak.
Otoshi biasanya biaya di suatu tempat harganya kisaran 500 yen (Rp 66 ribu) per orang.
Namun ada juga beberapa restoran yang mematok 1.000 yen.
3. Restoran Jepang sering beristirahat lama di sore hari
Namun restoran Jepang umumnya tutup pada sore hari.
Sementara cabang makanan cepat saji biasanya dibuka terus-menerus dari pagi hingga malam, restoran independen, dan bahkan beberapa warung makan, tutup sepenuhnya setelah jam makan siang.
Menjelang malam nanti akan dibuka kembali sekitar saat pekerja kantor mulai lapar.
Beberapa restoran izakaya dan kelas atas bahkan tidak buka untuk makan siang sama sekali, hanya buka khusus untuk orang-orang yang ingin makan malam.
4. Makanai
Namun di restoran Jepang, kamu kemungkinan akan mendapatkan setidaknya satu kali jatah makan dalam sehari.
Makanai mengacu pada makanan yang dibuat di dapur restoran dan dipasok ke staf secara gratis.
Tentunya ini ukan termasuk menu yang mahal, tetapi makanai masih dibuat dengan bahan-bahan berkualitas restoran.
Beberapa restoran makanai begitu lezat sehingga akhirnya dipromosikan menjadi menu untuk pelanggan.
5. Layanan buruk bukan bagian dari budaya Jepang
Seperti yang kita tahu, kadang tidak memberi uang tip di Amerika membuat khawatir pelayanan akan menurun.
Namun di Jepang, semua dilakukan dengan maksimal.
Jepang selalu berusaha untuk memberikan pelayanaan yang terbaik terhadap pelanggan.
Baca Juga: Hal Yang Sebaiknya Tidak Kamu Lakukan Saat Berada di Jepang
Sumber: SoraNews24